Teori Struktural Klasik
A. Anggapan Dasar Teori Klasik
Pandangan teori klasik mengenai organisasi berdasarkan asumsi sebagai berikut :
1. Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2. Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan, teknologi dan partisipannya.
3. Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas.
4. Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.
5. Koordinasi dan control paling baik melalui praktek otoritas dan aturan-aturan yang tidak bersifat pribadi.
6. Struktur dapat dirancang secara sistematis dan dapat dilaksanakan.
7. Masalah-masalah organisasi biasanya merefleksikan struktur yang tidak tepat, dan dapat diselesaikan melalui perancangan dan pengorganisasian kembali ( Bolman, 1988 )
Pandangan teori klasik mengenai organisasi berdasarkan asumsi sebagai berikut :
1. Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2. Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan, teknologi dan partisipannya.
3. Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas.
4. Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.
5. Koordinasi dan control paling baik melalui praktek otoritas dan aturan-aturan yang tidak bersifat pribadi.
6. Struktur dapat dirancang secara sistematis dan dapat dilaksanakan.
7. Masalah-masalah organisasi biasanya merefleksikan struktur yang tidak tepat, dan dapat diselesaikan melalui perancangan dan pengorganisasian kembali ( Bolman, 1988 )
Unsur kunci teori klasik.Ada empat kunci dari teori klasik :
1. Pembagian kerja, adalah bagaimana organisasi membagi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga kerja yang ada dalam organisasi.
1. Pembagian kerja, adalah bagaimana organisasi membagi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga kerja yang ada dalam organisasi.
2. Hierarki proses fungsional, adalah setiap organisasi terdapat adanya tingkatan karyawan menurut fungsinya atau pekerjaan yang khusus dalam organisasi.
3. Struktur, adalah jalinan hubungan dan peranan dalam organisasi. (Lini dan Staf)
4. Pengawasan yang ketat,
pada organisasi yang tinggi strukturnya menghendaki banyak saluran
komunikasi dalam melakukan pengawasan. Sedangkan pada organisasi yang
strukturnya mendatar tidak banyak diperlukan saluran komunikasi.
Organisasi Sosial
Berlo (1960) menyarankan bahwa komunikasi berhubungan dengan Organisasi Sosial dengan tiga cara :
1. sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi. Keseragaman perilaku dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma dihasilkan lewat komunikasi diantara anggota-anggota kelompok.
Berlo (1960) menyarankan bahwa komunikasi berhubungan dengan Organisasi Sosial dengan tiga cara :
1. sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi. Keseragaman perilaku dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma dihasilkan lewat komunikasi diantara anggota-anggota kelompok.
2. bila
suatu sistemsosial telah berkembang, ia menentukan komunikasi
anggota-anggotanya. Sistem sosial mempengaruhi bagaimana, ke, dan dari
siapa, dan dengan pengaruh bagaimana komunikasi terjadi diantara
anggota-anggota sistem.
3. pengetahuan
mengenai suatu sistem sosial dapat membantu kita membuat prediksi yang
akurat mengenai orang-orang tanpa mengetahui lebih banyak daripada
peranan-peranan yang mereka duduki dalam sistem.
Organisasi Formal
Kita akan membahas ciri-ciri khas organisasi formal – yang secara populer disebut birokrasi – untuk memahami ciri-ciri penting sistem yang formal.
Karakteristik Birokrasi Weberian
Apakah ciri-ciri suatu organisasi terbirokratisasikan yang ideal ? Analisis atas karya Weber memberikan sepuluh ciri berikut ini :
1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah jabatan-jabatan.
Kita akan membahas ciri-ciri khas organisasi formal – yang secara populer disebut birokrasi – untuk memahami ciri-ciri penting sistem yang formal.
Karakteristik Birokrasi Weberian
Apakah ciri-ciri suatu organisasi terbirokratisasikan yang ideal ? Analisis atas karya Weber memberikan sepuluh ciri berikut ini :
1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah jabatan-jabatan.
2. Tujuan
atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas-tugas; tugas-tugas
organisasi disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban
resmi.
3. Kewenangan
untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan. Yakni,
satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan untuk melakukan
tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki jabatannya.
4. Garis-garis
kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis.
Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang menunjukkan
setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas
keputusan-keputusan bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri.
5. Suatu
sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan
secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan
dalam organisasi.
6. Proesedur
dalam organisasi bersifat formal dan impersonal – yakni,
peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Jabatan
diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka
dengan langganan dan pejabat lainnya.
7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
9.
Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi
teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi
lainnya.
10. Meskipun
pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan
jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
Komunikasi Jabatan dan Hubungan Informal
Ciri-ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan (posisitional communication) (Redfield, 1953). Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan antara orang-orang. Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan. Mereka yang menduduki jabatan diharuskan berkomunikasi dengan cara yang sesuai dengan jabatan mereka. Sekalipun demikian, dalam praktek komunikasi jabatan ini membingungkan, karena tidak semua jabatan dan interaksi secara saksama sesuai dengan diagram jabatan.
Ciri-ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan (posisitional communication) (Redfield, 1953). Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan antara orang-orang. Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan. Mereka yang menduduki jabatan diharuskan berkomunikasi dengan cara yang sesuai dengan jabatan mereka. Sekalipun demikian, dalam praktek komunikasi jabatan ini membingungkan, karena tidak semua jabatan dan interaksi secara saksama sesuai dengan diagram jabatan.
Meskipun analisis Weber tentang teori organisasi dapat menguraikan banyak organisasi yang beroperasi dewasa ini, sejumlah pemikiran dan teori lain memberikan sumbangan untuk memahami cara kerja organisasi, dan khususnya, komunikasi organisasi. Dua jenis teori, disamping teori kominikasi, memberikan pandangan yang berguna, yakni teori manajemen dan teori organisasi. Terkadang para penulis membuat sedikit perbedaan antara teori pengelolaan (managing) dan teori pengorganisasian (organizing) karena kedua teori itu sering sangat mirip, tetapi terkadang berbeda. Kita akan menguraikan teori klasik manajemen secara ringkas, teori yang sesuai dengan teori formal Weber mengenai organisasi.
Manajemen Ilmiah Taylor
Teori Weber mengenai birokrasi berforkus terutama pada pengorganisasian; teori itu dianggap sebagai pernyataan terpenting tentang organisasi formal, namun mungkin juga benar bahwa semua teori organisasi pada dasarnya adalah teori pengelolaan. Secara bersama-sama Weber dan Taylor menyajikan teori-teori organisasi dan manajemen yang hampir secara khusus membahas anatomi organisasi formal yang dapat disebut sebagai teori-teori struktural klasik. Pendekatan Taylor terhadap manajemen dilakukan di sekitar empat unsur kunci: pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur, dan rentang kekuasaan. Menggunakan analisis Sofer (1972), kita akan membahas keempat pokok tersebut secara ringkas.
Teori Weber mengenai birokrasi berforkus terutama pada pengorganisasian; teori itu dianggap sebagai pernyataan terpenting tentang organisasi formal, namun mungkin juga benar bahwa semua teori organisasi pada dasarnya adalah teori pengelolaan. Secara bersama-sama Weber dan Taylor menyajikan teori-teori organisasi dan manajemen yang hampir secara khusus membahas anatomi organisasi formal yang dapat disebut sebagai teori-teori struktural klasik. Pendekatan Taylor terhadap manajemen dilakukan di sekitar empat unsur kunci: pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur, dan rentang kekuasaan. Menggunakan analisis Sofer (1972), kita akan membahas keempat pokok tersebut secara ringkas.
Pembagian kerja menyangkut
bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi didistribusikan.
Dalam pengertian birokratik, kewajiban perusahaan secara sistematis
dibebankan kepada jabatan-jabatan dalam suatu tatanan spesialisasi yang
menurun. Taylor menyatakan bahwa pekerja harus dibebaskan dari tugas
perencanaan dan kegiatan tata usaha.
Proses skalar dan fungsional berkaitan
dengan pertumbuhan vertikal dan horisontal organisasi. Proses skalar
menunjukkan rantai perintah atau dimensi vertikal organisasi. Dengan
memperoleh dua asisten, manajer telah memperbesar ukuran organisasi
secara vertikal, menciptakan perubahan-perubahan dalam pendelegasian
kewenangan dan tanggung jawab, kesatuan perintah, dan kewajiban melapor.
Struktur berkaitan
dengan hubungan-hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi.
Teori-teori klasik berfokus pada dua struktur dasar yang disebut Lini
dan Staff.
Lini. Nilai dasar yang membedakan Lini dengan Dasar terletak pada wilayah pembuatan keputusan. Isitlah lini berarti bahwa kewenangan terakhir terletak pada jabatan-jabatan dalam struktur.
Lini. Nilai dasar yang membedakan Lini dengan Dasar terletak pada wilayah pembuatan keputusan. Isitlah lini berarti bahwa kewenangan terakhir terletak pada jabatan-jabatan dalam struktur.
Staf. Tenaga
staff secara tradisional memberi nasihat dan jasa untuk membantu lini.
Lini mempunyai otoritas komando. Staff memberikan nasihat dan melakukan
persuasi dalam bentuk usulan-ususlan, namun tidak mempunyai kewenangan
untuk memeberikan perintah kepada manajer lini untuk mengikuti
usulan-usulan tersebut.
Struktur Tinggi dan Struktur Datar Terdapat berbagai bentuk struktur organisasi, namun pada dasarnya terbagi dua: struktur tinggi atau vertikal dan struktur datar atau horisontal. Tingginya atau datarnya suatu organisasi ditentukan oleh perbedaan dalam jumlah tingkatan kewenangan dan variasi dalam rentang pengawasan (span of control) pada setiap tingkat.
Rentang Pengawasan (Span of Control)
menunjukkan jumlah bawahan yang berada dibawah pengawasan seorang
atasan. Meskipun sering dinyatakan bahwa jumlah bawahan yang dapat
diawasi seorang manajer adalah lima atau enam orang, dalam prakteknya,
rentang pengawasan tersebut bervariasi.
- Robert Owen
Dimulai
pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New
Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan
faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil
pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu
perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan,
demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara
dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehantan,
tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan
kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern
dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
Dia juga sebagai salah seorang pendiri gerakan koperasi konsumsi,
adapun usaha yang pernah dilakukan dan mengalami kegagalan adalah
mendirikan suatu komune di New Harmoni, Indiana pada tahun 1824.
- Charles Babbage
Charles
Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh
perhatian dan minat pada bidang manajemen. Perhatiannya pada
operasi-operasi pabrik yang dapat dilakukan secara efisien. Dia percaya
bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan
produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya, karena
pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia
menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan
prinsip-prinsip manajemen. Perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian
kerja (devision of labour), yang mempunyai beberap keunggulan, yaitu :
1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2. banyaknya
waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada
pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan ketrampilan
pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi
lain dari Charles Babbage yaitu menciptakan mesin hitung (calculator)
mekanis yang pertama, mengembangkan program-program permainan untuk
komputer, mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para
pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan
pembagian keuntungan.
Frederick W.Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah. Dennnga
menggunakan studi waktu-dan-gerak ia mencari cara yang terbaik bagi
pekerja pabrik baja Amerika untuk melakukan kerja kasar, seperti
menyekop batubara. Dengan mempelajari besar kecilnya ukuran sekop untuk
material yang berbeda besarnya, ia dapat meningkatkan produktivitas
pekerja dari 16 menjadi 59 ton/hari. Taylor percaya bahwa dengan
memaksimalkan produktivitas akan memaksimalkan keuntungan perusahaan dan
pendapatan bagi karyawan. Manajemen dengan cepat berubah menjadi
manajemen ilmah. Namun, satu persatu buruh menentangnya karena hal ini
dianggap tidak berperikemanusiaan. Standar Penampilan.
Perhatian
Taylor ditujukan pada tingkat pekerja dalam organisasi. Ia menganjurkan
penggunaan standar penampilan, yaitu pencapaian tingkat produktivitas
pekerja yang diharapkan. Walaupun bukan dalam wilayah kerja Taylor,
gagasan standarnya ini dapat diterapkan juga dalam manajemen. Jika
pekerja dan manajer memenuhi standarnya, maka perusahaan akan dapat
mencapai tujuannya. Tujuan adalah suatu yang ingin dicapai oleh
perusahaan atau unit organisasi. Standar adalah ukuran penampilan yang
jika dipenuhi, akan menghasilkan tujuan yang dicanangkan. Sebagai contoh
tujuan penyejuk ruangan atau AC adalaaah untuk kenyamanan manusia.
Sedangkan standart adalah setting pengaturan udara yang membuat
ketetapan suhu yang diterima. Tujuan perusahaan dan unitnya cenderung
berupa statement yang luas dan umum. Standar dapat ditetapkan dalam
perusahaan, unit organisasinya, dan bahkan pada tiap karyawannya.
Standar harus dinyatakan dalam kalimat yang jelas dan dapat diukur
sehingga tingkat penapaiannya dapat diukur.
sumber:
Mukhyi, Muhammad Abdul., Imam Hadi Saputro (1995). Pengantar Manajemen Umum (Untuk STIE). Jakarta: Universitas Gunadarma.
http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/09/teori-struktural-klasik/
Mukhyi, Muhammad Abdul., Imam Hadi Saputro (1995). Pengantar Manajemen Umum (Untuk STIE). Jakarta: Universitas Gunadarma.
http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/09/teori-struktural-klasik/
http://farhan24.blogspot.com/2011/11/teori-manajemen-klasik.html
0 komentar:
Posting Komentar